
Pre-eclampsia
adalah keadaan dimana tekanan darah dan protein urine sang ibu hamil tinggi. Gejala
pre-eclampsia biasanya didahului dengan kejang. Kejang terjadi karena tekanan
darah tidak stabil dan kerja pada pembuluh darah tidak normal. Pre-eclampsia
biasanya terjadi pada kehamilan 20 minggu, dan lebih beresiko tinggi jika yang mengalami
adalah ibu yang baru hamil untuk pertama kali.
Gejala awal pre-eclampsia :
- Tekanan darah tinggi
- Terdeteksi protein yang tinggi pada urine
- Mual dan muntah
- Pusing yang teramat sangat
- Nyeri perut, terutama perut bagian atas yang mendekati tulang rusuk bagian kanan
- Produksi urine tidak banyak
- Penglihatan mulai berkurang atau kabur
- Pertambahan berat badan yang sangat drastis
- Pembengkakan pada wajah dan kaki
Apabila
muncul gejala-gejala diatas patut diwaspadai dan harus segera berkonsultasi ke
dokter, agar segera mendapatkan penanganan dan pengobatan secara lebih dini dan
lebih tepat.
Pre-eclampsia kemungkinan
dapat terjadi karena :
style="font-family: Arial, sans-serif; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-indent: -18pt;">Aliran
darah pada plasenta tidak lancar
Adanya
kerusakan pada pembuluh darah yang menuju ke plasenta
Tingginya
lemak tubuh
Pengaruh
keturunan atau gen
Karena
gizi buruk
Pre-eclampsia
sendiri dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
- Pre-eclampsia ringan
Disebut
pre-eclampsia ringan karena tekanan darah sistolik dibawah 160 (pada angka yang
lebih besar) atau pada angka yang lebih kecil 110. Dan juga tidak ditemukannya
gejala penyakit yang parah.
- Pre-eclampsia berat
Pre-eclampsia
berat dapat terjadi apabila tekanan darah melebihi 160 sistolik atau 110 diastolik.
Dan juga adanya penyertaan gejala-gejala penyakit lain seperti yang disebutkan
pada gejala awal pre-eclampsia diatas.
[Baca : Dampak Kekurangan Kalsium Bagi Ibu Hamil ]
Pre-eclampsia
membutuhkan penanganan yang tepat agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Karena pre-eclampsia dapat dicegah agar tidak terjadi selama proses kehamilan. Tidak
perlu menunda kehamilan apabila telah diketahui memiliki gejala-gejala yang
mengarah ke pre-eclampsia, namun harus tetap menjaga pola makan dan penanganan
yang tepat.
Apabila
sudah terjadi kasus pre-eclampsia maka jalan satu-satunya adalah dengan segera
mengeluarkan janin dari perut yang ibu dengan cara operasi caesar. Dengan catatan janin sudah mampu berkembang
pada suhu diluar rahim. Kemudian untuk mengatasi agar tidak terjadi kejang
dokter akan memberikan Antikonvulsan.
Demikian
bahasan Kejang
Pada Ibu Hamil Dapat Berakibat Kematian, Semoga bermanfaat.