KETIKA BUAH HATI TAK KUNJUNG HADIR

Ketika Buah Hati Tak Kunjung Hadir-salah satu tujuan berkeluarga adalah mengembangkan keturunan. Anak menjadi suatu dambaan dalam setiap pernikahan. Dengan adanya anak diharapkan ada generasi penerus bagi orang tuanya. Namun, bagaimana apabila sudah lama mengarungi bahtera rumah tangga sang buah hati tak kunjung hadir juga? 
bagaimana cara kita menyikapinya?

Kehadiran seorang anak memang merupakan karunia dan rezeki yang tiada terkira dari Allah SWT. Karena itulah maka Allah berhak menentukan kapan Dia akan memberikan kepada hamba-Nya. Apabila sudah demikian maka sebaiknya pasangan suami istri haruslah bersabar menanti.
KETIKA BUAH HATI TAK KUNJUNG HADIR

Namun sayangnya tidak semua pasangan suami istri dapat menantinya dengan sabar. Bahkan beberapa diantaranya sampai bercerai, karena tak kunjung munculnya sang buah hati. Padahal sebenarnya perceraian bukanlah salah satu jalan terakhirnya.
Menurut para pakar psikologi keluarga, keadaan yang dialami pasangan yang tidak kunjung dikaruniai buah hati tidak hanya dialami satu dua pasangan, namun banyak sekali pasangan yang sangat mendambakan hadirnya momongan. Bahkan banyak diantaranya yang telah menikah selama belasan atau bahkan puluhan tahun, namun belum juga mendapatkan buah hati yang didambakan.

JIKA TIDAK PAHAM
Ketidakhadiran seorang anak dalam keluarga memang sering kali menimbulkan permasalahan didalam keluarga. Bukan hanya sekedar pertengkaran, namun tak jarang hingga menyebabkan perpisahan. Hal ini bisa saja terjadi apabila pasangan suami istri tersebut kurang atau belum memahami kondisinya masing-masing. Yang terjadi adalah salah satu dari pasangan akan saling menuduh, mana yang subur dan mana yang tidak subur kondisi kesehatannya. Dan yang lebih parah adalah apabila pertengkaran antara suami istri dilakukan dengan tidak sehat. Dalam artian tidak hanya sekedar cacian ataupun perkataan yang kasar, namun juga sampai terjadi penganiayaan. Apabila sudah terjadi demikian, maka yang menjadi korban kebanyakan adalah para wanita atau istri.
Belum hadirnya momongan diantara pasangan suami istri juga dapat mengakibatkan pasangan mengalami depresi. Depresi terjadi karena merasa bersalah atas kekurangan yang dimiliki, dan juga depresi karena merasa malu dengan keluarga, kerabat lain ataupun dengan tetangga. Karena yang biasa terjadi di kalangan masyarakat Indonesia adalah pasangan suami istri belum dapat dikatakan matang apabila belum memiliki momongan.
Namun keadaan seperti yang digambarkan diatas tidak selalu terjadi pada pasangan-pasangan yang belum juga dikaruniai momongan. Pasangan-pasangan yang memiliki pemahaman dan kesabaranlah yang mampu mengendalikan kondisi dan perasaan masing-masing, antara suami dan istri. Apabila masing-masing memiliki pemahaman maka pertengkaran dan perpisahan tidak akan terjadi. Sebaliknya, justru keharmonisan keluargalah yang akan muncul, meskipun sang buah hati belum hadir diantara mereka. Apabila pasangan dapat saling memahami dan mengisi kekurangan satu sama lain, maka pasangan ini akan semakin bertambah mesra, selayaknya ketika masih pacaran.

HARUS BERUSAHA
Belum hadirnya sang buah hati didalam suatu rumah tangga, harus disikapi dengan tidak saling menyalahkan satu sama lainnya. Apalagi sampai terbersit penyesalan hingga menyebabkan depresi. Namun sebaliknya, banyak usaha yang dapat dilakukan untuk menghadirkan buah hati diantara pasangan suami istri.
Seperti hal-hal dibawah ini yang patut untuk dicontoh dan dicoba :
  1. Jaga Kesehatan
Terapkan selalu pola hidup sehat serta berolahraga secara teratur, dan jangan lupa untuk mengkonsumsi makanan yang dapat meningkatkan kualitas ovum dan sp*rma.
  1. Periksa Ke Dokter
Dengan berbagai macam alasan, tidak sedikit pasangan yang tidak mau ke dokter untuk memeriksakan kesehatan organ reproduksinya. Ada yang tidak mau ke dokter karena tidak ingin mengetahui tentang dirinya apakah subur atau tidak, atau juga ada yang merasa bahwa hal tersebut tidak perlu untuk dilakukan. Yang pada akhirnya jika tidak segera mendapatkan momongan akan menyalahkan pasangannya (biasanya kaum pria), dan akan cenderung menyalahkan diri sendiri(untuk kaum perempuan). Padahal sesungguhnya dengan pasangan tersebut pergi ke dokter, maka pasangan tersebut akan dapat mengetahui kondisi kesehatan masing-masing, dan tentunya jalan keluar yang terbaik akan didapatkan.
  1. Melihat Masa Subur
Pada seorang perempuan ada siklus dalam reproduksinya, ada masa-masa tertentu yang sangat subur sehingga memungkinkan untuk dapat memproduksi sel telur dengan sangat baik, namun ada pula masa dimana produksi sel telur tidak dapat berkembang dengan baik. Hal-hal seperti itu juga perlu dibicarakan dengan pasangan.
  1. Mengubah Pola Pandang
Apabila pada saat awal-awal pernikahan memiliki paradigma bahwa anak merupakan bagian terpenting, maka sudah saatnya merubah paradigma tersebut. Kehadiran seorang buah hati bukanlah inti dari konsep berumah tangga. Dan tanpa kehadiran anak pun rumah tangga tetap dapat berjalan dengan lancer. Sebab anak merupakan titipan dari Tuhan.
  1. Berdo’a
Satu hal yang harus selalu diingat dan tidak boleh ditinggalkan adalah berdo’a. karena hal inilah yang merupakan bentuk keikhlasan dan kepasrahan pasangan terhadap Allah SWT.
  1. Adopsi Anak
Bila memang pasangan sudah tidak sabar untuk segera memiliki buah hati, maka tidak ada salahnya jika mengadopsi atau mengangkat anak sebagai pengobat rindu. Namun apabila hal tersebut benar-benar dilakukan, maka harus dilakukan dengan niat yang tulus dan mulia, bukan dengan niatan sebagai pancingan.
[Baca : Wanita Gemuk Rawan Depresi ]
Semoga artikel Ketika Buah Hati Tak Kunjung Hadir ini dapat menambah referensi bagi anda yang ingin segera memiliki buah hati dan semoga bermanfaat.